EVOO (Extra Virgin Olive Oil) untuk perawatan kulit alami
Minyak zaitun |
Dear readers,
Post kali ini adalah versi bahasa Indonesia dari post sebelumnya. Post ini ditulis kembali menggunakan bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami para readers yang berasal dari Indonesia. Lebih cepat dan lebih gampang dimengerti kalau dalam bahasa ibu, toh?
Minyak zaitun (olive oil) telah banyak digunakan sejak jaman dahulu kala sebagai bahan anti-aging maupun pelembab. Kali ini saya mau bahas penggunaan minyak zaitun sebagai skincare, khususnya untuk wanita-wanita yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia ini. Kenapa khusus daerah tropis? Karena tipe kulit dan permasalahan yang dihadapinya berbeda jauh antara orang-orang yang hidup di negara 4 musim dengan orang-orang yang hidup di daerah tropis. Mereka yang tinggal di daerah tropis umumnya cenderung punya kulit berminyak dengan pori yang besar, hal ini disebabkan oleh iklim yang hangat. Jadi, kalau kita yang tinggal di daerah tropis ingin menggunakan skincare, misalkan minyak zaitun, pastinya akan berbeda dari penggunaan di daerah 4 musim.
Minyak zaitun terkenal punya banyak kegunaan, mulai dari pembersih, pelembab, serta pelindung bagi kulit. Di dalamnya terkandung vitamin A dan E yang bekerja sebagai anti-oksidan. Vitamin E juga dikenal akan kemampuannya untuk mencegah penuaan dan mengembalikan elastisitas kulit. Minyak zaitun juga kaya akan bahan anti-oksidan lainnya seperti Hidroksitirosol, yang berfungsi melawan radikal bebas. Senyawa lainnya, Oleocanthal, yang juga ditemukan dalam minyak zaitun, diketahui memiliki efek anti-inflamasi.
Di negara-negara barat, minyak zaitun sering kali digunakan sebagai pelembab. Menurut beberapa sumber, minyak zaitun akan meresap ke dalam kulit tanpa menyumbat pori. Minyak zaitun juga sering digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kosmetik sebagai bahan pelembab. Pertanyaannya, apakah skincare ala barat ini akan sama efeknya jika diaplikasikan oleh wanita di negara tropis?
Sesungguhnya, minyak zaitun bersifat komedogenik menurut beberapa sumber. Mungkin saja orang barat jaman dulu biasa menggunakan minyak zaitun sebagai pelembab karena di negara 4 musim kulit orang-orang cenderung kering. Sementara, jika kita, orang yang hidup di negara tropis, ingin menggunakan minyak zaitun secara langsung di kulit sebagai pelembab, maka pori-pori kita bisa tersumbat. Saya pernah mencoba menggunakan EVOO sebagai pelembab (diusap sedikit di tangan, lalu tap-tap ke wajah), tapi hasilnya ternyata mengerikan. Pori-pori saya tersumbat, membentuk banyak komedo yang nantinya berkembang menjadi jerawat. Nah, pernah juga saya coba pakai produk minyak zaitun yang sudah dimanufaktur (misal dalam bentuk serum atau cleansing oil), dan reaksinya di kulit saya sama saja. Oh iya, produk yang saya maksud tadi adalah produksi negara 4 musim, bukan prduksi Indonesia.
Saya punya kulit kombinasi, cenderung berminyak. Dari lahir sampai sekarang saya hidup di Indonesia, jadi ya wajar lah, seperti banyak wanita di daerah tropis lainnya, kulit saya cenderung berminyak dan berpori besar. Ketahuan banget pori saya bakal tersumbat kalau pakai oil-oilan, termasuk olive oil. Apa artinya kita, wanita daerah tropis, ga bisa pakai minyak-minyakan termasuk minyak zaitun sama sekali? Ah, ngga juga kok. Sekarang malah skincare HG saya berbasis minyak zaitun, saya pakai sebagai massage oil, cleanser, toner sekaligus pelembab. Kok kontradiktif, tadi katanya nyumbat pori? Ya, kalau ditemplok gitu aja tentu nyumbat pori. Yang saya lakukan di sini adalah sedikit memodifikasi, sehingga olive oil-nya nggak nemplok di kulit saya :) Bahkan di iklim Surabaya yang super panas dan lembab seperti sekarang, minyak zaitun ini masih jadi andalan saya.
Minyak zaitun yang saya gunakan adalah yang EVOO, Extra Virgin Olive Oil - Cold Pressed. Ada banyak jenisnya yang dijual di supermarket. Merk apapun ga masalah, yang penting jenisnya EVOO, bukan yang lain.
Contoh EVOO yang dijual di supermarket |
EVOO sebagai cleansing oil dan massage oil
Biasanya setiap sore hari saya selalu membersihkan wajah dengan EVOO. Baik ketika pakai makeup maupun tidak pakai. Caranya, tinggal taruh EVOO di jari, lalu gosok dengan lembut di wajah dengan gerakan melingkar. Bisa dipakai untuk daerah mata dan bibir juga, tapi hati-hati jangan sampai kena mata, soalnya periiiih. Selanjutnya bersihkan minyak zaitun dengan kapas yang dibasahi air. Sampai minyak dan makeup nya bersih.
Setelah makeup bersih, bisa dilanjutkan dengan lymph drainage massage. Tinggal gosok EVOO di tangan, terus massage ke wajah. Tutorian lymph drainage massage banyak kok di internet. jadi ga perlu saya jelasin di sini yah. Selesai massage, bersihkan lagi semua minyak di wajah, leher, dan tangan dengan kapas yang dibasahi air (saya pakai air minum, bukan air PDAM). Pokoknya bersihkan sampai di kapasnya sudah tidak ada lagi olive oil yang menempel (kapasnya bersih, nggak ada warna olive). Setelah semua residu minyak terangkat, barulah dibilas wajahnya pakai air.
EVOO sebagai toner dan moisturizer
Oh, iya, saya tidak pakai produk komersil lagi. Jadi, semua skincare saya sifatnya DIY, hehe. :) Saya buat toner sendiri yang juga berfungsi melembabkan. Bahannya : air, garam, dan EVOO. Masukkan 5 tetes EVOO dan sedikiiit sekali garam. Garamnya jangan banyak-banyak, nanti perih di kulit. Lalu masukkan sekitar 15ml air. Dikit banget yah? Memang saya lebih suka skincare yang fresh. Jadi bikinnya sedikit, tapi sering. Setiap mau menggunakan, kocok sampai air dan minyak zaitunnya bercampur, lalu segera tuang ke kapas. Aplikasikan ke wajah dengan gerakan swiping, bukan tapping.
Sedikit garam membantu agar larutan toner bersifat isotonik. Lalutan yang isotonik menjaga bentuk sel sebab jumlah air yang masuk dan keluar sel sama. Kalau tidak salah, kadar garam (NaCl) dari larutan isotonik adalah 0,9%.
Larutan hipotonik, isotonik, dan hipertonik serta efeknya pada sel. |
EVOO sebagai lip balm
Bibir saya sifatnya sangat kering dan sensitif. Saya sudah coba berbagai macam lip balm, biasanya hanya menjaga kelembaban bibir sementara, kemudian akan kering kembali. Akhirnya saya mencoba beralih ke bahan alami, yakni minyak zaitun. Hasilnya sangat memuaskan. Dulu, bibir saya sering kali kering sampai luka dan berdarah. Tapi setelah memakan minyak zaitun, lukanya sembuh dengan cepat. Bibir saya juga terjaga kelembabannya. Jadi kalau ada yang tanya apa sih lip balm HG saya, jawabannya pasti : Olive oil.
---------------------------------------------------------
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya tidak pakai skincare komersil lagi. Termasuk facial foam. Sebelumnya saya punya pengalaman buruk dengan facial foam. Awalnya bagus, tapi setelah beberapa hari kulit saya kering, mengelupas, dan iritasi. Awalnya saya coba mengurangi penggunaan facial foam menjadi sekali sehari (di malam hari saja), tapi kulit saya tetap iritasi. Kemudian saya hentikan penggunaannya sama sekali, saya hanya bersihkan muka pakai cleansing milk, lalu cuci muka pakai air saja. Eh, malah jadinya muncul cystic acne, gara-gara kulitnya kotor.
Baru setelahnya saya ingat kalau olive oil juga bisa dipakai cleanser (meski dulu waktu pakai cleansing oil yang pabrikan, pori saya tersumbat). Akhirnya saya coba cara alami pakai EVOO. Jadi tiap malam saya bersihkan muka pakai minyak zaitun sambil dipijat-pijat. Lalu dibersihkan sisa minyaknya sampai tuntas dengan kapas yang dibasahi air. Lalu cuci muka pakai air saja, dan diakhiri toner DIY andalan. Tanpa facial foam sama sekali.
Hasilnya? Kulit saya jauh lebih baik. Percaya atau tidak, yang pasti kulit saya tidak iritasi lagi dan tidak ada cystic acne yang muncul. Kadang masih ada satu-dua jerawat kecil, bagi saya ga masalah. Cystic acne dan iritasi sampai mengelupas itu lebih ga enak. Oh iya, minyak zaitunnya juga tidak menyumbat pori saya sih selama digunakan dengan cara yang saya sebutkan tadi. Kesimpulannya? Hidup minyak zaitun!
With love,
Lynn
P.S. Next time saya mau coba pakai VCO, tapi entah kenapa di sini susah sekali mencari VCO yang cold pressed. Kalau sudah nemu dan saya coba akan saya post di sini kok :)
Comments
Post a Comment